Hari Ke-20 Ramadan 1446 H
Hari ini sudah memasuki hari ke-20 Ramadan dan saya belum berhasil memosting satu pun tulisan di blog. Memang sih, sejak memasuki bulan suci Ramadan tahun ini, saya sudah memprediksi bakalan tak bisa fokus menulis apalagi memostingnya di blog.
Sekadar menyimpan ide-ide tulisan atau bahan-bahan tulisan yang masih mentah di google document untuk saya setorkan ke form setoran harian pada tantangan menulis di Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP).
Masih berusaha sesekali ikut blog walking dengan harapan dapat memicu semangat untuk memosting minimal satu artikel, tapi nyatanya masih juga sulit mengatur waktu.
Ramadan buat saya selalu memberi pilihan antara mau fokus mengisi bulan suci dengan ibadah dan mengerjakan sunnah-sunnahnya untuk melengkapi ibadah wajib atau membagi waktu saya dengan menulis dan mengerjakan kerjaan lain.
Maka Ramadan tahun ini saya fokuskan ke pilihan pertama dan “mengorbankan” waktu untuk memosting tulisan di blog.
Emang sesibuk apa sih ibadahnya sampai tidak bisa menulis dengan benar. Dengan catatan, menulis dengan benar itu adalah sudah melewati proses editing lalu diposting di blog atau di media sosial serta dilengkapi dengan gambar atau memasukkan foto sebagai penunjang postingan.
Jadi, selama Ramadan, saya paksakan diri salat fardu di masjid. Malamnya setelah berbuka puasa, kembali ke masjid untuk salat isya hingga salat tarwih. Kegiatan ini saja, rasanya sudah menyita waktu saya, belum lagi dengan target mengkhatamkan Al Qur’an minimal sekali selama sebulan. Sehingga setiap ada waktu luang, saya gunakan untuk memenuhi target itu.
Jam 03.00, alarm handpone saya berbunyi nyaring dan waktunya untuk salat tahajud, menyiapkan sahur, makan dst.
Saya menulis untuk setoran di KLIP itu sepulang salat tarwih, dan itupun saya kerjakan sambil menahan kantuk. Makanya tak ada lagi waktu untuk mengedit, mencari gambar yang sesuai, sekalipun ini tidak wajib, maka tidak cukup waktu lagi untuk memostingnya di blog.
Sebenarnya ada banyak cerita Ramadan yang terekam dalam kepala sejak malam pertama hingga malam ini, tapi gitu deh…eksekusinya sulit. Apalagi saya telah berjanji pada diri sendiri, bahwa pada malam ke-21 saya akan tinggal di masjid lebih lama, yaitu mengikuti tarwih 23 rakaat plus dengan salat sunat witir.
Nah, salat tarwih plus witir sebanyak 23 rakaat itu, malam inilah mulainya.
Semoga bisa istiqamah hingga malam terakhir.
Oh yah, saya menuliskan sambil menahan kantuk karena memaksakan diri menyelesaikannya hingga tuntas, minimal bisa mencapai 300 kata sebagai syarat setoran di KLIP.
Ternyata jumlah katanya sudah melewati 300 kata, maka saya sudahi dahulu dan mohon izin istirahat agar bisa bangun sahur.
Selamat berpuasa yah, teman-teman muslimku, semoga kita semua diberi kekuatan dan kesabaran dalam menjalaninya hingga dapat meraih fitri-Nya di hari lebaran.
Makassar, 20 Maret 2025
Dawiah
Komentar
Posting Komentar