Catatan Ramadan 1446 H; Hari ke-21
Catatan Ramadan 1446 H; Hari ke-21
Alhamdulillah masih berpuasa dan sehat sekalipun seharian ini badan lemas dan bawaannya mu tidur terus. Baring sedikit hilang tuh ingatan, melayang ke alam mimpi.
Tadi subuh saya tak sempat ke masjid karena perut rasanya begah. Daripada ke masjid dan gelisah menahan kentut, kan, lebih aman salat subuh di rumah saja. Sayangnya berlanjut hingga salat duhur dan asar. Untungnya bisa menaklukkan kelelahan dan bisa ke masjid lagi salat berjamaah isya dan tarwih.
Tahun ini, menjalani puasa di bulan Ramadan serasa cukup berat, dan semakin terasa di hari ke 20 di mana memasuki 10 hari terakhir Ramadan.
Salah satu yang membuat lelah hayati adalah persoalan di organisasi khususnya di Majlis Dikdasmen di mana saya diamanahi sebagai ketua majlis. Maka mau tak mau, suka atau tak suka saya wajib turun gunung menerima amanah baru sebagai pelaksana tugas kepala sekolah di TK Aisyiyah Tabaringan, Ujung Tanah.
Sebenarnya agak berat menerima amanah itu, tapi terpaksa demi menyelamatkan TK yang beberpa tahun ini semakin menurun kualitas dan kuantitasnya terutama mengambil alih kepemimpinan dari pimpinan TK yang bermasalah.
Ada yang menyesalkan, kenapa beliau tidak dipanggil untuk berdiskusi terlebih dahulu, tapi keputusan rapat telah diambil dan disetujui selain itu, beliau tidak kooperatif maka mengeksekusi keputusan rapat pun dilakukan.
Lalu saya ucapkan kepada diri sendiri, selamat datang kembali pada tugas sebagai kepala sekolah pada level yang berbeda.
Semoga keadaan ini tidak berlangsung lama dan secepatnya mendapatkan kandidat baru untuk menduduki jabatan itu, karena rasa-rasanya saya sudah terlalu tua memikul amanah sebagai pelaksana tugas kepala sekolah, mana lagi kepala sekolah di Taman Kanak-Kanak yang sangat berbeda dengan tugas saya sebelumnya ketika masih aktif sebagai ASN.
Malam ke-22 Ramadan 1446 H
Malam ke-22 jamaah yang ikut salat tarwih di masjid di lingkungan saya semakin berkurang bahkan yang ikut sampai tarwih ke-20 dan witir hanya 1 saf setengah baik di barisan laki-laki maupun di barisan perempuan.
Saya mengamati jamaah laki-laki yang ikut berjamaah hingga akhir sekitar 90% adalah bapak-bapak yang usianya tidak muda lagi, demikian pula di barisan jamaah perempuan. Masya Allah.
Salut melihat semangat dan kekuatan mereka yang sejak malam pertama tarwih masih terus konsisten salat tarwih hingga selesai. Sementara saya, barulah di malam ke 21 saya menyiapkan diri, sebelumnya saya hanya mengikuti 8 rakaat plus witir 3 rakaat.
Ya Allah!
Berilah saya kesehatan dan kekuatan untuk menunaikan ibadah-ibadah baik yang wajib maupun sunnah selama bulan Ramadan ini agar di hari fitri nanti saya bisa datang kepada-Mu betul-betul dalam keadaan fitri. Amin.
Makassar, 21 Maret 2025
Dawiah
Komentar
Posting Komentar