Diary Satu Pekan

dawiahnurdin.blogspot.com


Diary Satu Pekan


Bismillah.

Saya merasa perlu mengembalikan kebiasaan masa remaja hingga masa dewasa awal saya, yaitu menulis di buku diary. Suatu kebiasaan lama yang terhenti saat saya menikah, hamil dan melahirkan hingga lima kali. Kebiasaan itu betul-betul terhenti ketika saya semakin disibukkan dengan kerja tambahan.

Yup, begini-begini saya pernah menjadi buruh jahit loh. Menjahit pakaian orang bagai kerja buruh. Usai salat subuh, langsung duduk di depan mesin jahit tanpa peduli anak-anak yang bersiap-siap ke sekolah.

Urusan anak-anak diambil alih sama suami, dari mulai membangunkan, memandikan hingga menyiapkan sarapan hingga mengantar anak-anak ke sekolah.

Pukul 07,15, barulah saya berdiri, siap-siap ke sekolah, tidak ada waktu buat bedakan apalagi pakai lipstik, wkwkwk.

Pulang mengajar, hanya istirahat sejenak, makan siang dan salat lalu lanjut menyelesaikan jahitan.

Tahun 90-an, gaji guru ASN lumayan memprihatinkan apalagi buat saya yang memiliki tanggung jawab yang banyak. Waktu itu anak masih empat, tetapi tanggung jawab sebagai sulung yang membersamai mama yang single parent harus hadir sebagai pengganti bapak.  

Aktivitas saya waktu itu hanya ada dua, mengajar dan menjahit. Pulang mengajar, bukannya mengisi waktu luang untuk membaca misalnya, melainkan diisi dengan duduk di depan mesin jahit atau ke rumah guru menjahit saya, Kak Jannah rahimahullah untuk dibantu menyelesaikan jahitan jika ada model pesanan langganan jahit saya yang sulit saya kerjakan.

Tidak ada ceritanya duduk-duduk manja sambil selonjoran menonton televisi apalagi mager-mageran. 

Waktu serasa makin sedikit ketika saya memutuskan melanjutkan pendidikan dari Diploma 2 ke Diploma 3, lalu lanjut ke S1 kemudian istirahat beberapa tahun sebelum lanjut ke S2, karena dijedah dengan kehamilan anak kelima.

Buku diary pun semakin terlupakan. Hanya jadi pajangan di rak buku yang semakin lusuh tertutupi debu. Setelah semua kesibukan itu berlalu, saya mulai kembali ke hobi lama saya, yaitu menulis. Buku diary baru mulai sering masuk dalam tas setiap kali ke sekolah lalu sesekali mengisinya.

Kini buku diary itu telah berpindah ke blog mardanurdin.com dan sesekali menulis di blog lama Salsabila

Memang blogku 50% hingga 75% berisi tulisan curhat saja, selebihnya artikel pesanan dan sesekali opiniku.

Oh yah, sebelum saya melanjutkan catatan diary ini, saya akan menjelaskan terlebih dahulu, bahwa tulisan ini telah mejadi draf pada hari Sabtu, tgl 12 Agustus 2023, tetapi baru tuntas saya tuliskan pada hari ini. 

Baca juga tulisan lain di sini


Senin, 7 Agustus 2023


Saya bangun pagi dengan perasaan bahagia karena berhasil bangun sahur dan berniat puasa sunat. Puasa sunat setiap hari Senin  dan Kamis selalu saya niatkan, sekalipun tidak sering saya jalankan. Ada-ada saja kendalanya, terutama bangun makan sahur. 

Saya tidak bisa berpuasa jika tidak sahur, padahal kalau bulan Ramadan, sering berpuasa tanpa makan sahur. Hanya bangun sebentar, minum air seteguk lalu berniat puasa, alhamdulillah lancar-lancar saja menjalaninya. Kenapa kalau puasa sunat begitu sulit yah?

Masuk kelas setelah lewat beberapa menit terpotong waktunya oleh brefing yang dipimpin oleh kepala sekolah, yang dilaksanakan setiap hari Senin usai pelaksanaan upacara penaikan bendera.

Masuk kelas dengan semangat lagi bagus-bagusnya ditambah tubuh masih segar maka berdampak positif pula ke anak-anak. Mereka sangat antusias mengikuti pelajaran hingga jam pelajaranku usai. 120 menit berlalu tanpa terasa.

Namun, jangan samakan pada jam terakhir. Teman-teman guru menyebutnya jam-jam genting. Pukul 12.30 sampai pukul 14.30 itu adalah waktu yang paling rawan untuk berbagai hal.

Anak-anak sudah mulai kelelahan juga lapar karena makanannya kebanyakan jajanan-jajanan kantin saja. 

Demikian pula bapak ibu guru, rata-rata sudah mulai kelelahan apalagi bagi guru yang mengajar dari jam pertama hingga jam terakhir yang hanya dijeda dengan istirahat 20 menit pada istirahat pertama dan 40 menit pada istirahat kedua. 

Jam mengajar saya di hari Senin termasuk padat, 7 jam untuk tiga kelas.

 

https://www.mardanurdin.com
Aktivitas pembelajaran pada hari Senin dan Selasa


Alhamdulillah, hari Senin terlewati dengan baik. Saya berhasil menjalankan puasa sunat dan berbuka dengan yang manis-manis semanis yang membaca blog ini.



Selasa, 8 Agustus


Berhubung jam mengajar saya dimulai pada jam ketiga, yaitu pukul 08.50 maka saya punya waktu untuk masak. Sekadar menyiapkan bekal ke sekolah. Saya harus memperhatikan bekal ini karena pada semester ini, jadwal mengajar saya semua berakhir pada jam terakhir, yaitu pukul 14.30. 

Ternyata di sekolah sedang ada acara makan-makan. Kata teman yang mengurusi dana sertifikasi, ada sisa dana yang bisa digunakan untuk makan bersama. Maka siang itu makan kapurung menjadi menu makan siang kami.


Rabu, 9 Agustus


Usai salat subuh saya disibukkan keluar masuk toilet. Perut terasa melilit. Selamat, kamu kena diare!

Terpaksa istirahat di rumah dan pembelajaran saya berikan secara daring saja, itu pun hanya mengirimkan beberapa catatan dan sedikit tugas untuk kelas-kelas yang saya ajar pada hari Rabu itu.

Sementara di sekolah sedang ada kegiatan workshop kurikulum merdeka. Teman-teman membahas dan menyusun ATP untuk semester ganjil tahun pelajaran 2023/2024.

Saya hanya bisa memantau lewat postingan teman-teman di wag, baik itu hasil pembahasan saat workshop maupun foto-foto keseruan mereka.

Efek dari diare adalah badan serasa sangat lemas sehingga seharian sampai malam saya hanya menghabiskan waktu di kamar tidur.

Diare sudah mulai surut tetapi efeknya masih terasa, tubuh lemas bahkan penyakit maagku mulai kambuh.

Celakanya maag itu berlangsung hingga esok harinya.



Kamis, 10 Agustus


Terpaksa hari Kamis manis ini berubah menjadi Kamis seringai sembari menikmati efek diare kemarin. Di rumah lagi dan sepertinya tubuh saya membutuhkan istirahat yang cukup.



Jum'at, 11 Agustus 


Alhamdulillah tubuh saya sudah kembali fit. Saya di rumah saja karena jam mengajar saya kosong pada hari Jum'at.

Waktu kosong itu saya gunakan untuk merawat tanaman. 

Ada 4 jenis tanaman hias yang sudah dua pekan ini menanti untuk dipindahkan ke pot. Tanaman itu saya beli pada penjual tanaman hias langganan saya di Pasar Kalimbu Makassar.

Dua jenis Calathea, yaitu calathea Crimson dan Calathea pink jessy, Aglonema pink lipstik dan Aglonema Snow white berhasil saya pindahkan ke pot. 

https://www.mardanurdin.com


Ada kebahagiaan tersendiri ketika melihat tanaman-tanaman hias itu tumbuh dengan baik. Hari Jum’at berlalu dengan senyum kepuasan memandang tanaman-tanaman hias di terasku yang sempit. 


Sabtu, 12 Agustus


Ada dua  agenda terkait dengan organisasi 'Aisyiyah, yaitu Rapat Pimpinan (Rapim) yang berlangsung pada hari ini, kemudian Musyawarah Cabang (Musycab) pada hari Ahad besok.

Ini adalah bagian dari persyarikatan Muhammadiyah tempat saya aktif berorganisasi sejak tahun 1993.

Saat masih gadis saya aktif di organisasi otonom Muhammadiyah (Ortom) yaitu Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) lalu naik tingkat sesuai usia dan status, yaitu 'Aisyiyah.

Sabtu ini ada acara Rapat Pimpinan (Rapim) menjelang Musyawarah Cabang (Musycab) 'Aisyiyah Ujung Tanah pada hari Ahad esoknya.

Rapim berlangsung lancar pada pukul 14.00 hingga selesai.


https://www.mardanurdin.com
Rapim 'Aisyiyah Ujung Tanah Makassar di PA Sejati Aisyiyah 


Bismillah, besok acara utama akan dilaksanakan, yaitu Musycab dalam rangka memilih pengurus baru.



Ahad, 13 Agustus 2023


Pekan ini ditutup dengan suksesnya acara Musycab. Saya terpilih sebagai salah satu dari  7 anggota formatur, lalu kami bersepakat untuk kembali memilih ketua lama. 

Saya masih memilih posisi lama yaitu ketua majlis dikdasmen yang akan mengurusi sekolah taman kanak2 Bustanul atfal yg ada di cabang Ujung tanah.

Musyawarah Cabang Aisyiyah Ujung Tanah/mardanurdin.com
Rangkaian acara Musycab 'Aisyiyah Ujung Tanah


Seperti acara musyawarah-musyawarah di Muhammadiyah/’Aisyiyah pada umumnya, mulai dari acara tingkat pusat, yaitu Muktamar, Musyawarah Wilayah, lalu Musyawarah Daerah hingga Musyawarah Cabang bahkan Musyawarah Ranting, selalu berlangsung dengan aman, damai dan tenang.

Pemilihan pengurus inti, yaitu ketua, sekertaris dan seterusnya dimusyawarakan dalam rapat formatur. Jadi peserta muktamar maupun musyawarah hanya memilih calon formatur dan pada rapat formaturlah yang akan menghasilkan siapa saja yang menjadi ketua, sekertaris dan seterusnya.

Satu lagi yang perlu dipahami, bahwa yang tertinggi perolehan suaranya pada pemilihan calon formatur tidak menjamin ia menjadi ketua umum. Inilah salah satu yang bisa dikatakan tradisi dalam pemilihan pengurus organisasi yang saya sukai. 

Bisa jadi ada persaingan, tetapi tidak sampai menjadi gontok-gontokan apalagi jadi ajang lempar kursi. Alhamdulillah. Semoga pesyarikatan yang saya tempati untuk belajar berbagai hal ini terus menciptakan kedamaian dan menyebarkan amar ma’ruf nahi mungkar.

Di antara waktu isoma Musycab, saya menyempatkan diri menghadiri undangan pesta pernikahan putra dari mantan murid saya.

Beliau dan teman-teman seangkatannya bukan sekadar hubungan antara guru dan murid saja, melainkan sudah menjadi teman yang cukup akrab.

Mereka adalah murid-murid saya saat pertama kali menjadi guru pada tahun 1984. Mereka memasukkan saya ke dalam grup whatsapp, satu-satunya guru di kelasnya yang bergabung di grup alumni angkatannya. 

Saya merasa wajib memenuhi undangannya sebagaimana undangan teman-temannya yang lain yang pernah menyelenggarakan acara yang sama.

https://dawiahnatsir.blogspot.com
Bersama mantan murid yang sudah menjadi bestiee


Pekan ini saya akhiri dengan senyum puas dan rasa bahagia. Semoga esok menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. 


“Menulislah walau hanya satu kalimat sehari.”


Baca juga tentang Gaya Pengasuhan di sini.


Makassar, 22 Agustus 2023


Dawiah




Komentar

Postingan Populer